Feeds:
Pos
Komentar

Adanya gangguan penyakit pada ternak dapat membuat peternak menjadi resah. Peternak sangat sadar akan dampak negatifnya yaitu kerugian dalam berternak. Untuk menghindari resiko tersebut, peternak harus berupaya menyelamatkan dan menyembuhkannya, yaitu dengan mencari obat penangkal penyakit.
Obat atau jamu yang sudah sejak lama digunakan peternak tradisional ternyata masih sangat beragam, baik dengan cara ramuan maupun tunggal. Selain untuk pengobatan, obat tradisional dapat digunakan untuk tindakan pencegahan (preventif). Obat digunakan digunakan walaupun kondisi ternak sehat, baik untuk obat luar maupun untuk obat dalam tubuh.

Hakikat pengobatan tradisional pada dasarnya berlandaskan pada pengalaman empiris yang praktik pengobatannya sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Bahannya dapat berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran bahan-bahan tersebut. Dalam istilah farmasi, sediaan bahan dari tersebut disebut simplisia.
Simplisia nabati dapat berasal dari seluruh bagian tanaman atau bagiannya (akar, kulit batang, daun, bunga, buah, umbi atau biji), maupun eksudat tanaman (zat nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan atau diekstrak dari jaringan sel tanaman).

Beberapa simplisia nabati untuk ternak : kunyit, temulawak, kencur, bawang putih, sirih, cengkeh, adas, lada, minyak tanah atau gula merah. Simplisia hewani antara lain kuning telur ayam dan madu. Simplisia mineral atau pelican yang belum atau sudah diolah secara sederhana misalnya belerang, kapur, dan garam dapur.
Berikut ini macam penyakit dan pengobatannya:

I.MENINGKATKAN STAMINA/DAYA TAHAN TUBUH/STRESS
Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan strees kambing penting untuk dijaga bahkan ditingkatkan. Ternak kambing yang habis dari perjalanan jauh, perubahan musim dan masih dalam proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan baru kambing akan mengalami penurunan stamina, daya tahan tubuh dan stress yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan ternak kambing mudah terserang penyakit bahkan berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak bergairah.
Nafsu makan berkurang bahkan hilang.
Kambing terlihat sering duduk-duduk.
Pencegahan :
Tempatkan kambing pada kandang/lokasi yang teduh.
Hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak kaget.
Berikan pakan sesuai daerah asal (ramban yang sudah layu ± 3 jam).

Pengobatan jamu :
1. Larutkan gula merah ¼ kg dicampur asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan setelah kambing sampai di kandang atau dari perjalanan jauh (pra droping), cuaca di sekitar kandang memburuk (terik panas/hujan) dan pada saat satu bulan pertama droping/adaptasi. Jamu ini diberikan 1 satu minggu satu kali dan dua hari berturut-turut sesaat setelah droping.
2. Madu ¼ gelas dicampur dengan kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.

II. MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing maka produktifitasnya akan meningkat dan ternak dapat terjaga stamina, daya tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk itu, upaya meningkatkan nafsu makan perlu terus dilakukan. Adapun jamu berikut dapat dipilih untuk meningkatkan nafsu makan.
1. Daun talas 3 lembar dan garam dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit. Daun yang sudah matang dijadikan untuk tiap ekor kambing.
2. Kencur segar 1 ons, diparut dan dicampur kuning telur ayam 1 butir, Jamu ini diberikan setiap 3 hari sekali sampai kondisi makan kambing normal.
3. Daun buni, umbi lempuyang gajah dan terasi secukupnya ditumbuk hingga halus, lalu ditambah sedikit air matang. Ramuan ini diperas dan diambil sarinya dan airnya diberikan pada kambing.
4. Mentimun 2 buah diparut, lalu dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan air secukupnya. Ramuan ini siap diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
5. Daun buni 5 lembar, lengkuas sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur secukupnya ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini diperas dan airnya disaring dan diberikan pada 2 ekor kambing.
6. Pucuk daun durian 5 lembar, daun buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar, terasi dan garam dapur secukupnya kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan sedikit air dan airnya diperas. Air perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing.

III. PERUT KEMBUNG
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan.
Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat hijauan berserat.
Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang.
Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
1. Minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak 100-200 ml (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok.
2. Kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang merah hanlus dan sudah dicampur dengan minyak angina. Bila angina sudah keluar melalui anus, kedua kakidepan diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan kaki kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut kambing disumbat dengan kayu/paralon secara melintang dan usahakan kambing tetap berdiri. Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
3. Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.

IV. KUDIS/KURAP/SCABIES
Kudis atau kurap disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var.ovis dan Chorioptes ovis. Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami kekakuan, penebalan dan bersisik.
Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok.
Ternak kurus, nafsu makan berkurang dan anemia/kekurangan darah.
Produksi susu menurun.
Pencegahan :
Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah terdapat ternak kudisan.
Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan ternak sehat.
Pengobatan :
1. Ternak terlebih dahulu dimandikan dengan disikat dan dengan sabun antiseptic/deterjen.
2. Permukaan kulit yang sakit digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa yang dipanaskan setiap 2 hari sekali.
3. Kulit yang sakit diolesi dengan oli bekas secara teratur seminggu sekali. Pengobatan dengan oli bekas dari kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km paling efektif karena pertumbuhan bulu dan perbaikan kulit sangat baik dibandingkan dengan menggunakan belerang (Balai Penelitian Veteriner/Balitvet).
4. Jeruk purut digiling halus, ditambahkan garam dapur dan minyak kelapa. Gosokkan pada kulit yang terserang kudis.
5. Lengkuas, daun ketepeng kerbau dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada bagian kulit yang terserang kudis.

V. MATA BELEKAN (pink eye)
Kambing yang terserang belekan aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh trauma akibat tertusuk ujung rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air, tertutup dan berkedip-kedip.
Mata membengkak, merah, kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening hinga mengalami kebutaan.
Pencegahan :
Kebersihan kandang dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit.
Pakan dipotong pendek agar tidak melukai mata.
Memandikan kambing 1 bulan 2 kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatan :
Mata ternak dicuci dengan air hangat. Semprotkan dengan teh dan garam yang dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dilakukan oleh mulut kita. Sesudah disemprot berikan obat tetes mata atau salep mata manusia. Pengobatan ini dilakukan setiap hari hingga sembuh.

VI. DIARE ATAU MENCRET
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.
Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan :
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan.
Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
1. Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir 10 gr dan air matang 2,5 liter.
2. Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3 tablet.
3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur dan diberikan pada kambing.
5. Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun buni.

VII. KERACUNAN PAKAN
Tanda-tanda keracunan ialah mulut berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir dan terkadang mati mendadak.
Pengobatan :
1. Minyak kelapa 1 gelas diminumkan pada 1 ekor kambing dan beri minum air kelapa sebanyak-banyaknya.
2. Air kelapa dicampur dengan asam jawa dan garam dapur secukupnya duminumkan pada ternak yang keracunan.
3. Bila ternak keracunan insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa hangat 1 gelas.
4. Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap serep.

VIII. KAKI PINCANG
Biasanya kambing pincang karena terperosok/terjepit lantai kandang. Kambing yang pincang dapat diobati dengan ramuan daun sereh. Seikat daun sereh ditumbuk sampai lembut, lalu dibalutkan pada kaki. Agar tidak lepas ramuan ini diikat dengan perban atau potongan kain.

IX. CACINGAN
Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus contortusi. Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah, pucat, bulu berdiri dan kusam.
Kambing diare, nafsu makan berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Pengobatan jamu :
1. Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur hingga kering dan ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk pellet/butiran. Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
2. Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air secukupnya dan disaring. Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit.
3. Serbuk getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1 : 5 hingga terbentuk suspensi. Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut. Pemberian sebanyak 1,2 gr/Kg berat badan.

Sumber:

Sosro Wardoyo, S.Pt
Koordinator Pemberdayaan Peternak Kampoeng Ternak Wilayah Lampung

Mastitis adalah penyakit radang ambing yang merupakan radang infeksi. Biasanya penyakit ini berlangsung secara akut, sub akut maupun kronis. Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri).

Menurut faktor penyebabnya, mastitis dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus agalactiae, Str.dysgalactiae, Str.uberis, Str. zooepidemicus, danaureus , serta berbagai spesies lain yang juga bisa menyebabkanterjadinya mastitis walaupun dalam persentase kecil.

Tanda-tanda klinis
Keadaan mastitis di bagi menjadi beberapa bagian:

a. pra akut mastitis
b. Akut mastitis
c. Sub akut mastitis
d. kronis mastitis
e. sub klinis mastitis

Dalam keadaan akut atau sub akut biasanya tanda-tanda klinis pada ambing terjadi pembengkakan pada ambing dengan tanda-tanda:

a. merah
b. panas
c. keras
d. sakit bila disentuh
e. fungsi terganggu (produksi menurun menurun)

Tanda-tanda keseluruhan

a. demam (pyrexia)
b. severe depression
c. anorexia penurunan nafsu makan
d. warna susu berubah warna – kuning/merah keadaan – pekat/merah bau. Untuk subklinis mastitis, tidak ada perubahan yang nyata pada susu.Penyakit hanya bisa dikenali melalui pemeriksaan serum (patologi klinis).

Pencegahan

• Menjaga kebersihan kandang
• Memandikan kambing secara teratur
• Menjaga kebersihan pemerah, peralatan pemerahan, kambing pada saat sebelum pemerahan dan sesudah pemerahan
• Pada saat pemerahan Susu harus diperah sampai habis tetapi perlakuan yang halus dan cepat sehingga merusak ambing.
• Pada kambing yang tidak diperah susunya setelah lepas sapih sebaiknnya di diperah sampai masa kering karena sisa susu setelah tidak disusu oleh anak kambing dapat dijadikan media bakteri sehingga terjadi peradangan.

Pengobatan secara Medis

Bersihkan daerah yang terjangkit menggunakan air hangat dicampur dengan antiseptik. Tujuan penggunaan air hangat adalah untuk membantu dalam aliran darah yang bisa menambah pengeluaran susu. Antiseptik berfungsi untuk membunuh atau menghalangi pembiakan kuman di daerah ambing

Secara tradisional

­ Induk diberi campuran kuning telor dan madu
­ Kunyit diparut, kemudian ditambah gula merah di tambah beberapa butir telor lalu diminmkan
­ Puting susu yang terkena mastitis, puting susunya dibersihkan dengan air hangat lalu dibalurkan campuran kuniyt dengan asam jawa yang dihaluskan

­ Puting dan ambing diversihkan dengan rebusan air sirih, kemudian dibalurkan atau ditempelkan campuran kencur dengan jahe.

Sumber bacaan:
Penyakit dan obat tradisional ternak karya Ir Wirdateti penerbit PT musi Perkasa Utama

Susu Kambing PE

Susu kambing adalah minuman yang tidak kalah bergizinya dibandingkan dengan susu sapi. Bahkan keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat minum susu sapi tidak pernah ditemui beritanya pada orang-orang yang mengkonsumsi susu kambing.

Susu kambing dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Boleh jadi itulah hikmahnya mengapa dalam riwayat-riwayat shahih tentang kehidupan Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya kita temui kisah mereka minum susu kambing, dan bukan susu sapi!

Namun, manfaat susu kambing sayangnya masih belum disadari oleh kebanyakan kaum muslimin termasuk bangsa Indonesia yang merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia.

Sebagaimana di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, di Indonesiapun susu sapi dan berbagai produk olahannya lebih memasyarakat dan lebih mudah dijumpai di pasaran dibandingkan dengan susu kambing.

Sunnah Rasulullah yang telah dilupakan

Rasulullah saw. pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dalam HR. Muslim bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan pada akhirnya akan datang suatu masa di mana Islam akan menjadi asing kembali. Karena dalam memahami dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam seorang muslim diperintahkan Allah SWT. untuk meneladani Rasulullah saw. (QS. 33: 21)[1], maka dalam sejarahnya terdapat pula masa di mana praktek meneladani semaksimal mungkin seluruh sikap dan perilaku sehari-hari Rasulullah – termasuk kebiasaan makan dan minumnya – mengalami masa awal yang asing dan masa kemudian yang asing pula. Di antara jenis minuman yang biasa diminum oleh Rasulullah saw. adalah susu kambing segar, yakni langsung diminum sesudah diperah dari ambing kambing (kisah Abdullah bin Mas’ud pada masa remaja saat dia menggembalakan kambing milik Uqbah bin Mu’aith)[2]. Namun, berapa persen dari penduduk muslim di seluruh dunia ini – terlepas dari kemampuan ekonominya – yang punya kebiasaan minum susu kambing? Atau lebih spesifisik lagi: berapa persen dari seluruh kaum muslimin di dunia ini yang tahu akan manfaat susu kambing?

Sulit untuk menemukan adanya data statistik aktual tentang jumlah konsumsi susu kambing di seluruh dunia, apalagi di negara-negara yang penduduknya sebagian besar muslim karena pada umumnya data internasional tentang produksi, konsumsi dan kebutuhan susu ternak yang didokumentasikan dengan baik adalah untuk susu sapi[3]. Bahkan tidak ada data dunia untuk jumlah populasi ternak ruminant kecil (kambing dan domba) yang dibedakan tujuan produknya (sebagai pemasok daging, serat wol, kulit ataukah susu).

Namun, dari data yang tersedia3 nampak bahwa produsen susu kambing yang paling produktif (dalam kg susu/ekor/tahun) di dunia adalah negara Eropa Barat dan Timur yang sebagian besar penduduknya non-muslim seperti misalnya Perancis (400), Rusia (125), Spanyol (121), Italia (115), dan Yunani (78). Sedangkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Aljazair (47), Irak (35), Sudan (31), Turki (30), Pakistan (17) dan Indonesia (15) produktifitas susu kambingnya sangat rendah. Juga dari muamalah penulis dengan sesama muslim, baik bangsa sendiri maupun bangsa asing yang tinggal di Jerman, dan dari pengamatan terhadap ketersediaan susu sapi dan susu kambing di pasar, toko maupun pusat-pusat perbelanjaan diduga kuat bahwa jawaban atas kedua pertanyaan di atas adalah: tidak banyak. Sebagaimana di berbagai aspek kehidupan lainnya (politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan/keamanan) rupanya dalam hal kebiasaan makan dan minumpun kaum muslimin masih dikuasai oleh arus pemikiran dan politik negara-negara barat.

Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam Al Qur’anul Karim: „Maka makanlah yang halal lagi baik (thoyyib) dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah“ (QS. 16 :114). Kebanyakan kaum muslimin baru tiba pada tahap halal, belum sampai tahapan thoyyib. Padahal kalau kita menganalogikan dengan kedudukan sholat wajib dan membayar zakat yang selalu diperintahkan Allah secara bersama-sama dalam sebuah ayat (contohnya di dalam QS. 2: 83, 5: 12, 19: 55 dan 21: 73) untuk menunjukkan pentingnya hal yang kedua yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari hal yang pertama (riwayat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. memerangi kaum muslimin yang enggan membayar zakat meskipun mereka tidak meninggalkan sholat)[4], maka semestinya pengetahuan mengkonsumsi makanan dan minuman yang thoyyib pun tidak boleh dipisahkan dari yang halal. Maka hendaknya kita tidak berpuas diri dengan mengetahui makanan dan minuman yang halal saja, melainkan hendaknya kita juga menambah pengetahuan kita akan ke-thoyyib-an makanan dan minuman halal, termasuk susu.

Kontroversi Susu Kambing dan Susu Sapi

Pada umumnya konsumsi susu ternak dianjurkan karena potensinya sebagai sumber protein dan kalsium yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Bahkan sebagai sumber kalsium – dengan pola makan masyarakat yang umumnya sangat kurang konsumsi sayur segarnya – nyaris susu tak bisa digantikan dengan bahan makanan lainnya[5]. Oleh karena itu, pada umumnya ahli pangan dan gizi sangat menganjurkan untuk minum susu setiap hari. Namun, seorang ahli pangan yang sangat memperhatikan pengaruh pola makan terhadap kesehatan dan proses timbul dan sembuhnya berbagai macam penyakit, Norman W. Walker telah membuktikan bahwa susu – kecuali susu kambing segar – adalah bahan makanan yang paling banyak menimbulkan lendir di dalam tubuh manusia[6]. Beliau juga mengamati bahwa susu yang paling cocok untuk dikonsumsi manusia (selain bayi yang belum lepas dari air susu ibu) adalah susu kambing segar. Dinyatakannya pula bahwa pemanasan di atas suhu 48°C justru merusak nilai fisiologis susu kambing dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena merangsang timbulnya lendir yang berlebihan – suatu hal yang sangat kontroversial bagi ahli gizi dan teknologi pengolahan pangan pada umumnya.

Di antara gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi susu sapi adalah kegemukan, asma, infeksi paru-paru, pilek alergi (misal alergi serbuk sari) dan tuberkulosis6, meskipun pada umumnya ahli gizi dan dokter berpendapat bahwa susu sapi dapat menjadi bahan makanan sumber berbagai macam antibodi untuk melawan penyakit[7].

Allah SWT. telah berfirman bahwa susu adalah minuman yang disediakan-Nya bagi manusia (QS. 16: 66, 23: 21). Allah juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah ditelan oleh manusia. Dalam istilah ilmu gizi tentunya mudah ditelan ini maksudnya adalah mempunyai arti fisiologis yang baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan menunjukkan sumber minuman yang justru menimbulkan berbagai macam penyakit. Maka dalam kontroversi manfaat ataukah kerugian yang akan kita rasakan sesudah mengkonsumsi susu sapi perlu dikaji secara menyeluruh, bukan hanya untuk satu jenis gangguan kesehatan semata. Kalau dikatakan susu sapi bisa menjadi sumber antibodi untuk melawan penyakit tertentu, sedangkan di sisi lain status kesehatan orang yang bersangkutan tidak dimonitor secara menyeluruh (misal alergi tetap ada dan berat badan semakin bertambah tanpa bisa dikontrol), maka boleh jadi memang ada manfaat dari susu sapi bagi kesehatan manusia di samping banyak mudhorot yang ditimbulkannya. Ini mirip dengan yang telah berlaku bagi minuman keras (khamr), tapi dalam khamr ini Allah jelas-jelas telah membongkar rahasianya dengan berfirman bahwa di dalam khamr memang bisa ditemui ada manfaatnya (paradoks Perancis dengan khamr anggur merahnya), namun kemudhorotannya jauh lebih besar. Dengan demikian maka besarnya konsumsi susu sapi oleh kaum muslimin selama ini bisa jadi hanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu manusia yang keliru dalam menafsirkan ayat tentang susu dalam Al Qur’an sebagai susu ternak apa saja termasuk sapi, sedangkan seharusnya adalah susu kambing. Bukti-bukti ilmiah tentang manfaat susu kambing terhadap kesehatan sebetulnya telah diperoleh manusia 3,6,[8],[9] hanya saja secara umum publikasinya masih kalah dibandingkan dengan susu sapi.

Kesiapan Teknologi Pendukung Produksi Susu Kambing

Sesudah mengetahui sangat banyaknya manfaat susu kambing dibandingkan dengan susu sapi, maka tentu timbul pertanyaan: Mengapa di Indonesia sulit dijumpai produk susu kambing di toko-toko atau di supermarket- supermarket? Bukankah kambing bisa hidup di iklim negara kita? Apakah memang budidaya kambing itu sulit alias tidak prospektif dari sudut pandang ekonomi? Telah diteliti bahwa budidaya kambing sangat potensial dan realistis untuk dikembangkan di negara-negara yang sedang berkembang dengan iklim tropis3.

Dari Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Ternak di Bogor dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di Indonesia sangat cocok bagi budidaya kambing dari jenis yang bisa dijadikan sekaligus pemasok susu dan daging, yakni peranakan antara kambing kacang dan kambing Etawah yang berasal dari India dan dikenal dengan kambing PE[10]. Dalam laporan penelitian itu disarankan agar ternak kambing yang jantan dibesarkan untuk dimanfaatkan dagingnya, sedangkan ternak yang betina dibesarkan untuk diambil susunya. Diperhitungkan bahwa satu ekor kambing PE dapat mencukupi kebutuhan protein hewani asal susu untuk sebuah keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Budidaya kambing PE ini sudah menunjukkan keberhasilan di beberapa daerah sehingga sangat potensial untuk dijadikan proyek nasional bagi negara kita yang mayoritas penduduknya masih sangat rendah status gizi dan kemampuan ekonominya.

Jadi, apa lagi yang perlu kita tunggu? Di satu sisi kita dapat menaikkan taraf kesehatan masyarakat dengan menyediakan sumber protein hewani yang halal dan thoyyib, dan menaikkan taraf ekonomi rakyat di pedesaan-pedesaan melalui usaha budidaya kambing ini. Di sisi lain kita dapat melestarikan salah satu sunnah Rasulullah yang telah banyak dilupakan orang di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Kita bisa mengambil pelajaran dari negara tetangga kita Malaysia yang telah sukses lebih dahulu dalam mempromosikan pentingnya peran susu kambing ini secara profesional[11].

Oleh karena itu sudah saatnya para ahli teknologi pengolahan pangan, ahli gizi, ekonom, ahli budidaya ternak dan jajaran pimpinan di pemerintahan memikirkan lebih serius lagi dan saling bekerja sama dalam memasyarakatkan peran penting susu kambing ini dan meningkatkan produksinya. Dalam hal ini ada dua hal penting yang perlu mendapatkan prioritas: peningkatan produksi susu dengan tetap memperhatikan kesehatan ternak dan lingkungan, dan peningkatan keamanan/higiene susu, terutama karena manfaat kesehatan susu kambing sangat berkurang akibat pemanasan, sedangkan pada umumnya untuk keamanan dan pengawetan produk susu perlu dipanaskan.

Virus H1N1 MikroskopisApakah Flu Babi (Swine Flu)?

Flu babi (Swine Flu) yang akhir-akhir ini merebak hingga menjadi isu internasional merupakan informasi baru bagi kebanyakan masyarakat. Saya akan memberikan informasi seputar flu babi ini agar kita bisa bersikap lebih waspada dan tidak mengalami kepanikan yang berlebihan.

Apa itu Swine Flu atau Flu Babi ?

Swine Flu ( H1N1 )adalah Virus Flu pada binatang babi yang tidak sama dengan Virus Flu pada manusia. Swine Flu yang saat ini menyerang secara pandemi di Mexico & US adalah Swine Flu yang mengalami Mutagenic Shift dari gabungan beberapa Virus Flu diantaranya : Swine Flu Babi + Avian Flu + Flu Manusia.

Mengapa hal demikian dapat terjadi ( gabungan beberapa virus )?

Pada dasarnya Genetic Virus Flu sering berubah rubah. Akibatnya Respon Immune tidak dapat mengenal sepenuhnya ( parsial ) pada waktu infeksi berulang. Pada waktu yang bersamaan terdapat Virus Influenza yang lain yang menginfeksi sel yang sama, terjadilah pencampuran Virus yang akan mengakibatkan Strain yang baru ( Mutagenic / Antigenic Shift ) dapat juga terjadi suatu Evolusi ( Mutagenic Drift ).Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila di kemudian hari dapat timbul Influenza Virus Kuda ( H7N7 , H4N8 ) , Virus Lembu Sapi bahkan Ikan Paus ( H3N2 )

Bagaimana penularan Swine Flu ?

1. Melalui Human to Human infection

2. Orang yang terinfeksi Swine Flu dapat menyebarkan Germ Flu ( Basil Kuman ) sehari sebelum Gejala Flu mereka muncul hingga 7 hari setelah mereka sakit

3. Penularan melalui udara

4. Penularan melalui kontak tangan dengan selaput lendir.Contoh : Kita menyentuh object yang di pegang oleh orang yang terinfeksi Swine Flu,tanpa kita sadari kita menyentuh mata kita sendiri misal Gatal atau kucek mata , hidung & mulut

5. Pada daerah SUBTROPIS ( daerah yang mempunyai 4 musim ).Tetapi kita yang berada di daerah Tropis tidak boleh lengah begitu saja.

Seberapa parahkah Penyakit Swine Flu

1. Penyakit ini berbeda antara Mexico & America. Mexico lebih parah dari America.

2. Penyakit ini lebih ganas dari Avian Flu 3 – 5 kali akan tetapi dalam populasi jauh lebih kecil dari Avian Flu. Bila 100 orang terinfeksi Avian FLu maka kemungkinannnya 80 orang akan meninggal dunia. Bila 100 orang terinfeksi Swine Flu maka kemungkinannnya 7 orang akan meninggal dunia

3. Penyakit ini menyerang Paru paru dan menyebabkan kematian karena mengalami Kegagalan Pernafasan ( Respiratory Failure ) akibat pembuluh darah paru yang pecah.

Bagaimana gejala Swine Flu ?

Gejala Swine Flu yang tersering adalah

* Demam lebih dari 37,7

* Rasa Capek

* Kurangnya nafsu makan

* Batuk

Ada juga penderita disertai gejala tambahan :

* Pilek

* Sakit Tenggorokan

* Mual

* Muntah

* Diare

Tips : Waspadalah bila kita mengalami Flu disertai Muntah & Diare !

Apa yang harus saya lakukan dirumah bila menderita Flu

1. Selain untuk berobat hindarilah bepergian , lebih baik sementara di rumah.

2. Bila bersin & batuk tutuplah hidung dan mulut dengan tissue . Kemudian segeralah buang tissue itu ke kotak sampah.

3. Cucilah tangan anda segera

4. Banyaklah istirahat

5. Ukurlah suhu tubuh sebelum tidur

6. Mintalah Ibu memasak Sop Ayam ( anti inflammatory ) & makanlah selagi hangat

7. Minumlah Teh Hijau ( antioxidan ) , bila memungkinkan campurlah dengan Black Tea ( antioxidan ). Minumlah selagi hangat , hiruplah uapnya

8. Minumlah Lemon , Madu & Whiskey sedikit ( biasa untuk orang Eropa

9. Mandilah air hangat

10. Vitamin C yang mengandung Zn ( Zegase atau Zegavit ) atau Jeruk Peres Banyaklah minum terutama air hangat.

Apa obat Swine Flu ?

* Tamiflu ( Oseltamivir ) 75 mg Capsule : 2 x 1 Capsule selama 5 – 7 hari

* Relenza ( Zanamivir )

* Obat ini akan efektif bila di minum kurang dari 36 – 48 jam sesudah serangan Swine Flu. Dan akan terasa perbaikan pada keesokan harinya.

* Di America ditemukan ada juga yang sembuh tanpa pengobatan Tamiflu atau Relenza ( CDC = Center for Disease Control & Prevention )

Bagaimana mencegah Swine Flu

a. Mencuci tangan dengan Sabun & Air atau Alkohol Based Hand Cleaner.Kondisi yang mengharuskan kita mencuci tangan :

* Sebelum mulai bekerja

* Sesudah dari Toilet

* Apapun yang di kotori oleh Pekerjaan

* Sebelum memegang Sarung Tangan / Handuk / Alat Pelindung Diri ( termasuk Pakaian dll )

  • Jangan terlalu dekat dengan orang yang sedang terinfeksi
  • Jangan malu untuk memakai Masker
  • Jangan menyentuh langsung selaput lendir seperti mata , Hidung & Mulut

Tanda tanda Kondisi Emergency di rumah :

* Penderita mengeluh Sakit Dada dan atau Kesulitan Bernafas

* Daerah di sekitar bibir menjadi biru atau keunguan

* Muntah dan Diare yang berlanjut

* Tanda tanda Dehidrasi ( Kekurangan Cairan )

* Respon lambat dari biasanya atau Bingung an

Kelompok yang beresiko terkena penyakit lebih berat ( cepat beralih ke kondisi Emergency )

* Penderita berumur 65 tahun keatas

* Semua golongan yang mempunyai penyakit Kronik ataupun Metabolic

* Penderita penyakit Paru , Jantung & Immune System

* Trimeter Ke tiga dari Kehamilan atau sehabis melahirkan

1. Pilih dan Gunakan Bibit Kambing yang Baik :
a. Bibit betina :
– Umur 8 – 12 bulan
– Sehat, tidak cacat
– Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pakan yang tersedia
– Jika memungkinkan berasal dari keturunan kembar dan mampu beranak 2 -3 ekor
dalam setiap kelahiran
– Mampu melahirkan 3 kali dalam 2 tahun atau 7 bulan sekali
b. Bibit jantan :
– Umur 8 – 12 bulan
– Sehat, tidak cacat
– Kaki kuat dan tidak bengkok
– Bentuk badan panjang dan punggung rata
– Dadanya lebar dan dalam
– Otot tubuh kuat dan padat
2. Berilah Pakan yang baik
Pakan kambing terdiri dari 2 jenis yakni hijauan sebagai pakan utama dan penguat
(konsentrat) sebagai pakan tambahan. Kebutuhan pakan hijauan sebanyak 5 – 8 kg per ekor
per hari diberikan 2 kali sehari, sedangkan konsentrat diberikan 0,5 kg per ekor per hari
diberikan 1 – 2 jam sebelum hijauan diberikan.
Air minum diberikan secara ad libitum (pemberian tidak dibatasi). Garam dapur atau
mollases blok sebaiknya disediakan dikandang.
Jenis hijauan :
a. Rumput-rumputan : Rumput Gajah, Rumput raja, Rumput Benggala, Rumput Setaria dll
b. Kacang-kacangan : Gamal, Kaliandra, turi, sentrosema, stylosantes, lamtoro, siratro, daun
kacang tanah, kedelai dll
c. Daun-daunan : Daun nangka, mangkokan, alpokat dll
d. Limbah pertanian : Limbah sayur-sayuran, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang dll

Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa digunakan hendaknya diangin-anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing.

Jenis Penguat :
-. Limbah pertanian dan agroindustri : dedak, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit
kakao dll.
3. Buatkan kandang yang memenuhi syarat
Syarat kandang yang baik antara lain :
– Terpisah minimal berjarak 5 – 7 meter dari rumah ‘bangunan tempat tinggal
– Model panggung
– Aliran udara/sirkulasi udara baik
– Kering dan tidak lembab
– Mudah dalam penanganan kotoran dan urine
Ukuran kandang :
– Kambing jantan dewasa : 1,2 x 1,5 m2 per ekor
– Kambing betina dewasa : 1,2 x 1,2 m2 per ekor
– Kambing dara : 1 x 1,2 m2 per ekor
– Anak : 1 x 1,2 m2 per ekor
4. Jaga Kesehatan Kambing dengan baik
Prinsip mencegah lebih baik dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak.
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis
(scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.
Upaya pencegahan :
1. Bersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat
dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau.
2. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana
mana dan basah.
3. Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali.
4. Lakukan vaksinasi orf
5. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung
(bloat).
6. Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.
Upaya pengobatan :
1. Berikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak.
2. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih

5. Tangani dan Kelola Reproduksi Ternak dengan Benar
Beberapa aspek reproduksi yang harus diperhatikan antara lain dewasa kelamin, masa
berahi, saat mengawinkan, kebuntingan dan penanganan kelahiran.
Dewasa kelamin adalah keadaan dimana ternak siap melaksanakan proses reproduksi.
Kambing mencapai umur dwsa kelamin pada umur 6 – 8 bulan.
Ciri-ciri berahi :
– Ternak gelisah, mencoba menaiki kawan-kawan yang lain
– Alat kelamin bengkah, kemerahan dan agak basah (3 A = Abuh, Abang dan Anget)
– Diam jika dinaiki
Berahi akan terulang lagi 19 – 21 hari kemudian apabila tidak dikawinkan atau gagal bunting.
Mengawinkan ternak :
Saat yang baik untuk mengawinkan kambing adalah 12 – 18 jam setelah tanda-tanda berahi
muncul/tampak. Untuk menghindari kegagalan perkawinan, campurkan betina berahi dgn
pejantan dalam satu kandang.
Hindarkan terjadinya perkawinan sedarah/ ada garis keturunan yang sama antara kambing
jantan dengan betina atau yang masih dekat hubungan kekerabatannya (anak dengan bapak,
anak dengan induk, antar saudara kandung).

Kebuntingan :

Tanda-tanda kebuntingan antara lain :
– Tidak terlihat tanda-tanda berahi pada siklus berahi berikutnya
– Perut sebelah kanan tampak membesar
– Ambing tampak menurun
– Ternak tampak tenang
Tangani ternak yang bunting secara benar dengan memisahkan dikandang tersendiri agar
tidak diganggu oleh ternak lainnya. Berikan pakan yang baik 2 bulan sebelum melahirkan
hingga 3 bulan setelah melahirkan yang terdiri dari :
– Rumput
– Hijauan kacang-kacangan
– Makanan penguat (dedak dll)
Ternak Melahirkan :
Tanda-tanda induk akan melahirkan :
– pinggul mengendur
– Ambing tampak besar dan puting susu terisi penuh
– Alat kelamin (vulva) membengkak kemeraha-merahan dan lembab
– Gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai kandang dan sering mengembik
– Nafsu makan menurun
Persiapan perawatan kelahiran :
– Bersihkan kandang
– Sediakan alas yang kering dan bersih untuk menyerap cairan yang keluar selama proses
kelahiran (jerami, karung goni)
– Sediakan jodium tinctur untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar
Proses Kelahiran :
– Kantong ketuban pecah
– Beberapa saat kemudian anak mulai keluar
– Setelah anak lahir potonglah tali pusarnya dan oleskan jodium tincture pada bekas
potongannya
– Biarkan induk menjilati anak yang baru lahir, jika induk tidak mau menjilati bersihkan
cairan yang menempel dengan menggunakan kan lap yang bersih dan kering
– Bersihkan lubang hidung dan mulut anak kambing yang baru lahir agar mudah bernafas.
Perawatan Anak Yang Baru Lahir :
– Setelah anak lahir maka akan segera menyusu pada induknya. Sebaiknya anak dibantu
untuk dapat segera menyusui induknya.
– Anak yang tidak segera menyusui dalam waktu 12 jam setelah lahir harus segera diberi
susu pengganti kolostrum.
Pembuatan Susu Kolostrum Buatan :
– Campurkan 0,25-0,5 liter susu sapi/susu bubuk dengan 1 sendok teh minyak ikan, 1 butir
telor ayam dan setengah sendok makan gula pasir. Berikan dengan cara dicekok 3 – 4 kali
sehari.

Pohon Gamal, bahasa latinnya adalah Gliricidia Sepium. Sama halnya dengan Kaliandra maka jenis tanaman ini masuk ke dalam kelompok polong-polongan atau Leguminoseae. Gamal merupakan akronim dari Ganyang Mati Alang-Alang yang dikarenakan bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan alang-alang. Di daerah Priangan julukan pohon ini adalah Cebreng, Tancep Langsung Breng (Tumbuh). Di daerah pantai selatan pulau Jawa maka pohon ini bermanfaat sebagai pematah kecepatan angin laut. Daun Gamal dapat diberikan sebagai Pakan Ternak dengan Kandungan Gizi adalah 3 – 6,4% Nitrogen, 0,31% P, 0,77% K, 15 – 30% serat kasar dan 10% Abu. Daun Gamal yang rontok dan jatuh ke tanah pada musim kemarau sangat bermanfaat juga untuk meningkatkan bahan organik serta kadar nitrogen tanah.

Pohon Gamal yang dijadikan pohon rambatan Vanili di lahan perkebunan & peternakan Villa Domba. Daunnya dapat diberikan sebagai Pakan Ternak saat dilakukan Pemangkasan.

Perawatan Cempe

Setelah 150 hari di dalam perut induknya, anakan kambing atau cempe akan lahir. Disini diperlukan beberapa penanganan serius agar cempe bisa selamat. Ada beberapa hal yang harus disiapkan apabila HPL kambing sudah dekat, diantaranya, handuk/kain kering, betadine, kelapa muda, telur ayam kampung, madu dan lampu (khusus digunakan kalau kelahiran diperkirakan malam hari). HPL (hari perkiraan lahir) kambing biasanya ditentukan 150 hari setelah kambing itu dikawinkan. Adapun tingkat kesalahan biasanya tidak akan lebih dari 2-3 hari. Bisa maju 2-3 hari atau bisa mundur 2-3 hari.

Begitu anak kambing itu lahir, segera cempe tersebut diangkat dan disisihkan dari induknya. Hal ini untuk menghindari cempe terinjak oleh induk, karena induk yang melahirkan kadang suka berjalan (walaupun tidak semua induk melahirkan anaknya dengan posisi berdiri). Cempe yang baru lahir kondisinya sangat rawan dan lemah, sehingga memungkinkan untuk terinjak oleh induk atau induk kambing yang lain (kalau penempatan induk disatukan dengan kambing yang lain/dicampur).

Cempe yang baru lahir segera diseka dengan handuk atau kain kering, terutama pada bagian muka/hidung. Hal ini menjadi prioritas utama, karena anak kambing yang baru saja keluar biasanya hidungnya terganggu/tertutup oleh lendir, yang apabila tdk segera di hilangkan lendirnya bisa menganggu atau mempersulit si cempe untuk bernafas.

Amati induknya, apabila si induk masih gelisah dan terlihat tidak nyaman, berarti di dalam perut si induk biasanya masih ada anak kambing yang belum keluar. Kalau lancar, biasanya jarak kelahiran antara anak pertama dengan anak selanjutnya tidak akan lebih dari 10 menit, untuk itu diperlukan penanganan yang sesegera mungkin untuk merawat cempe yang pertama tadi. Menurut pengalaman saya, kambing beranak minimal 1 ekor dan maksimal 4 ekor dalam sekali melahirkan. Jeneis kelamin kambing juga tidak tentu, terkadang bisa jantan semua, bisa betina semua, atau bisa pula keduanya yaitu antara jantan dan betina. Kalau anak kambing yang keluar lebih dari 2 ekor, maka diperlukan penanganan khusus untuk merawat cempe. Karena kambing induk biasanya memiliki 2 putting, kalau anaknya lebih dari 2 maka diperlukan pembagian waktu dari peternak untuk membagi cempe agar masing-masing cempe dapat minum air susu induknya secara merata. Waktu jeda menyusukan bisa per 1 jam atau lebih, tergantung usia dari cempe tersebut. Semakin besar cempe, maka semakin sering cempe untuk menyusu. Dan biasanya, induk yang beranak 2 ekor atau lebih, jumlah produksi susunya jauh lebih banyak jika di bandingkan dengan induk yang hanya melahirkan 1 ekor cempe saja.

Cempe yang sudah dalam posisi kering, bisa disiram dengan air kelapa muda. Kebiasaan peternak tradisional di Jogjakarta, dengan disiramnya cempe dengan air kelapa muda, biasanya induk akan semakin bersemangat untuk menjilati cempe yang baru lahir. Semakin sering cempe dijilat, maka kemunkinan cempe untuk belajar berdiri dan berjalan juga akan semakin cepat. Waktu normal yang dibutuhka untuk berdiri cempe biasanya tidak lebih dari 2 jam. Kalau memungkinkan induk dan cempe dibawa ke luar dari kandang dan biarkan beberapa saat dibawah terik matahari. Selain bisa menghangatkan cempe, ada kepercayaan tradisional bahwa sinar matahari (terutama kalau pagi) bisa membunuh kuman/bakteri yang melekat ditubuh cempe pasca proses kelahiran. Selama proses penjilatan awal, peternak juga harus waspada untuk menjaga ari-ari induk yang bisa keluar setiap saat. Ari-ari yang keluar harus segera diambil dan segera dibuang atau ditanam dalam tanah, agar tidak termakan oleh induk. Karena kalau termakan oleh induk, bisa menyebabkan induk mati karena keracunan ari-ari.

Begitu di rasa induk sudah tidak akan mengeluarkan anaknya lagi, segera bantu cempe tadi untuk menyusu ke induknya. Biasanya cempe pada awal-awal menyusui akan merasa kesulitan dalam mencari putting susu induk. Mengingat susu adalah makanan utama bagi cempe, maka bantuan peternak sangat diharapkan oleh cempe untuk mencari puting induk. Hal ini biasanya akan memakan waktu 3 hari atau sampai cempe sudah benar-benar bisa berdiri sendiri dengan tegak. Setelah minum susu induk, amati beberapa saat. Ada cara tradisional yang penting dan mujarap. Cempe biasanya akan segera kencing maksimal 1 jam setelah minum air susu induk. Kalau cempe sudah kencing itu merupakan indikasi kalau cempe sudah sehat dan pulih 100%. Kalau cempe belum juga kencing, usahakan cempe selalu di beri susu induknya, bisa dengan cara alami, atau di Bantu dengan alat, misalnya dot bayi. Begitu alat pencernakan cempe penuh dan mulai normal, cempe yang sehat biasanya langsung kencing.

Ada beberapa peternak di jogja yang langsung memisahkan anakan kambingnya dengan induknya untuk sementara waktu, biasanya tidak lebih dari 1 minggu. Anakan kambing yang masih kecil ditempatkan diruangan khusus (semacam incubator pada bayi manusia) ujudnya berupa kotak yang diberi alas jerami dan diberi lampu 65 watt supaya anak kambing yang baru lahir hangat. Pemberian susu di berikan dengan cara di dot. Putting induk diperah lalu di tampung di dot dan di minumkan ke cempe yang baru lahir sampai cempe benar-benar kuat berdiri sendiri dengan tegap. Penempatan boks ini juga jangan terlalu jauh dari si induk, karena jika terlalu jauh biasanya induk akan rebut mencari anak. Penempatan books juga diusahakan agar induk dapat menjilati cempe, sehingga hubungan mereka tidak terputus, antara ibu dengan anak. Karena kalau si induk sudah tidak bisa mengenali bau si anak, malah bisa bikin repot peternak.

Setelah cempe bener-benar kuat, campur cempe dengan induk, non stop 24 jam selama 1 minggu atau sampai masa susu kolostrum induk benar-benar habis. Kalau susu kolostrum pada induk sudah habis, cempe mulai disapih dari induk. Cempe diperbolehkan menyusu dengan induk dengan dibatasi waktu. Misalkan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore. Mengapa demikian? Pemisahan induk dengan cempe akan dapat merangsang induk untuk menghasilkan susu secara maksimal. Cempe akan dicampur dengan induk, sehari maksimal 2 kali, yaitu pada pagi hari dan pada sore hari. Hal ini di maksudkan, agar kalau cempe akan menyusu ke induk, posisi ambing sudah benar-benar penuh dan cempe akan minum susu ibunya sampai cempe benar-benar kenyang, pada siang hari, cempe diberikan minuman ekstra berupa susu sapi, yang harganya jauh lebih nurah. Cempe kecil umuran di bawah 2 bulan, biasanya akan menghabiskan susu sapi sebanyak 1 liter per hari. Hal ini dilakukan selama 3-4 bualan. Semakin besar umuran cempe biasanya jumlah pemberian susu sapi juga akan meningkat, bahkan bisa mencapai 2-3 liter per hari. Kenapa dipisah, karena dengan dipisah, induk juga akan lebih leluasa/tenang saat induk tersebut sedang makan atau sedang istirahat. Begitu cempe dicampur dengan induk, maka cempe akan mendapatkan porsi susu yang banyak sekaligus, jadi cempe akan lebih kenyang. Selama proses pemisahan anak dengan induk, usahakan induk di beri makanan cukup. Karena saat pemisaahan anak dengan induk, adalah saat dimana induk menghimpun tenaga baru lagi untuk memproses/menghasilkan susu baru kembali. Proses pengisian kantong puting biasanya memerlukan waktu 6 jam. Semakin banyak dan bergizi makanan yang diberikan ke induk, maka semakin cepat pula proses pengisian susu induk ke putting.

Makanan yang diberikan keinduk jumlahnya harus cukup. Kalau disekitar kita terdapat banyak limbah, maka limbah tersebut bisa dijadikan sebagai makanan tambahan yang bergizi. Limbah yang paling bagus adalah limbah dari pabrik tahu, yang sering kita kenal dengan ampas tahu. Pemberian ampas tahu sangat membantu induk dalam pemenuhan protein dalam tubuh induk. Karena rasanya yang manis, biasanya kambing akan sangat senang jika di beri ampas tahu. Pemberian ampas tahu juga dapat di kombinasikan dengan bahan yang lain seperti bekatul atau ampas gandum. Campuran antara ampas tahu, bekatul dan ampas gandum terbukti sangat efisien dan sangat cepat bagi induk untuk mengumpulkan susu.

A. Memulai Usaha Peternakan

Ada beberapa cara untuk memulai usaha peternakan kambing peranakan etawa. Berikut ini cara-cara yang dimaksud.

a. Memilih Bakalan

Pemilihan bakalan kambing etawa biasanya dilakukan sejak kambing betina lepas sapih atau umurnya mencapai 4 atau 5 bulan. Pemeliharaan sejak lepas sapih ini membutuhkan waktu yang sangat lama hingga kambing beranak. Kebiasaan peternak, kambing etawa dikawinkan saat kambing berumur sekitar 16-18 bulan. Dengan masa kebuntingan 150 hari (sekitar 5 bulan), kambing akan mulai berproduksi pada umur 21-23 bulan. Jika diperhitungkan, pemeliharaan sejak bakalan sampai masa produksi membutuhkan waktu yang sangat lama. Belum lagi jika hasil produksinya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Secara teoritis, sebenarnya kambing etawa bisa dikawinkan setelah mengalami siklus birahi. Biasanya terjadi pada umur 8-12 bulan, rentang waktu yang cukup lama dalam menunggu masa produksi bisa dipercepat.

b. memelihara kambing dara

kambing etawa disebut dalam periode kambing dara jika sudah mengalami siklus birahi. Sebenarnya saat itu kambing etawa sudah bisa mulai dikawinkan, tetapi kondisi tubuhnya belum sepenuhnya mampu menunjang proses pertumbuhan janin di dalam kandungannya. Karenanya, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan lagi. Setelah mengalami 2-3 kali masa birahi, kambing baru bisa dikawinkan,. Jika kambing tidak mengalami kebuntingan, perkawinan dapat diulang pada periode berikutnya. Jika terjadi kebuntingan, kambing akan beranak setelah 150 hari atau 5 bulan.

c. memelihara kambing yang sedang laktasi

ada kalanya beberapa peternak yang sedang memebutuhkan uang menjual kambing etawa dalam kondisi yang sedang laktasi atau kondisi menyusui. Tidak semua kambing etawa yang sedang dalam kondisi menyusui bisa dibeli. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi jika peternak berminat untuk membeli kambing etawa yang sedang dalam masa menyusui, antara lain ambing yang terlihat besar dan bentuknya yang simetris. Indicator lain yang sangat menentukan tinggi rendahnya produksi susu kambing adalah, kondisi cempe yang ikut dibawa. Jika cempe yang dibawa gemuk, berarti produksi susu kambingnya banyak dan induk tersebut bisa di beli. Namun, jika cempe kurus, berarti produksi susu induk kurang, dan induk jangan dibeli. Satu indicator lain yang tidak berkaitan langsung dengan produksi susu, tetapi berpotensi meningkatkan pendapatan adalah jumlah anak, sebaiknya induk tersebut beranak minimum kembar dua.

d. menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan

menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan tergolong cara yang paling baik, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar. Namun, jika peternak sudah berhasil menciptakan suatu trah kambing dengan tingkat produksi yang tinggi, penghasilan peternak otomatis akan semakin tinggi pula. System perkawinan yang dilakukan adalah perkawinan inbredding (silang dalam). System ini biasanya sangat dihindari oleh para peternak karena akan memunculkan dampak negative terhadap hewan ternak akibat berkumpulnya gen-gen yang bersifat resesif dan berpengaruh buruk terhadap penampilan ternak. Namun, dampak tersebut merupakan konsekuensi yang harus dijalani peternak untuk memperoleh bibit kambing yang bermutu tinggi, karena sebesar kemungkinan munculnya kambing-kambing yang rendah produksinya, sebesar itu pula kemungkinan munculnya bibit-bibit kambing yang bermutu tinggi.
Jika ingin menciptakan trah seperti yang dimaksud, pertamakali yang harus dilakuakan oleh peternak adalah mencari induk yang memiliki produksi tinggi dan pejantan yang memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula. Lebih baik lagi jika keduanya berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, induk dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun. Jika induk bisa menghasilkan dua ekor cempe dalam sekali beranak, dalam 2 tahun bisa di hasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan dijual setelah pemeliharaan 4-5 bulan. Sementara itu, cempe betina terus dipelihara sampai dewasa kelamin, dan jika sudah cukup umur dekawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika pejantan nenek moyangnya sudah mati atau tidak terlalu kuat, bisa digantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari perkawinan-perkawinan ini akan menghasilkan individu-individu baru yang variasinya sangat levbar. Tetapi semakin lama variasinya akan semakin mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang tingkat produksinya tinggi terus dipelihara sebagai induk, sedangkan individu-individu yang tingkat produksinya rendah dapat dijual.

PENDAHULUAN
Ternak kambing merupakan ternak yang umum dipelihara di pedesaan. Masalah
yang sering dijumpai adalah serangan penyakit yang sangat merugikan peternak
karena dapat menghambat pertumbuhan, reproduksi bahkan kematian ternak.
Bagi peternak di pedesaan untuk mengobati ternak yang sakit wring mengalami
kesulitan, karma jauh dari kota ( toko obat ) dan harga obat yang terlalu mahal
sehingga sulit terjangkau oleh peternak. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari
alternatif lain yaitu dengan menggunakan obat tradisional yang ada dan dapat
dilakukan peternak serta harganya murah. Namun demikian usaha pencegahan juga
perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan ternak dan lingkungannya, pemberian
pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), bersih dan tidak beracun.
Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan dapat diobati secara
tradisional diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      SCABIES (KUDIS)
Penyebab:
Parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan
ternak tidak pernah dimandikan.
Tanda- tanda:
– Kerak – kerak pada permukaan kulit
– Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis
– Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku
Pengobatan :
Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai
bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan
menggunakan:
1. Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian
dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit.
2. Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada
bagian kulit yang sakit.
3. Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan
pada bagian kulit yang sakit.
Pencegahan:
– Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang
sehat.
– Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
– Mandikan ternak dua minggu sekali.
– Bersihkan kandang seminggu sekali.
2. BELATUNGAN ( MYASIS )
Penyebab:
Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembang
biak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
Tanda-tanda:
– Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka
– Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.
Pengobatan:
– Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusan
kamper/kapur barus atau tembakau.
– Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka
baru atau kotoran.
– Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus
kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.
– Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai
untuk mempercepat pertumbuhan.
3. CACINGAN
Penyebab:
Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau padang
pengembalaan yang kotor.
Tanda-tanda:
– Kurus, bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
– Sembelit atau mencret
– Lesu dan pucat
– Daerah rahang terlihat membengkak
– Mati mendadak
Pengobatan:
1.       Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal
kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan untuk
dipuasakan terlebih dahulu.
2.       Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air dan
diminumkan. Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.
Pencegahan:
– Kandang dibuat panggung dan bersih
– Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00 atau
pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00.
– Jangan menggembalakan ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.
4.  KERACUNAN TANAMAN
Penyebab:
– Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang mengandung
zat racun.
Tanda-tanda:
– Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan               pada  selaput lendir,
pengelupasan kulit/eksim atau terjadi pendarahan.
Pengobatan:
– Cekoklah ternak dengan air kelapa muda.
Pencegahan:
– Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak di
daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.

SISTEM PERKANDANGAN

Dalam usaha peternakan kambing peranakan etawa, terlebih lagi jika pemeliharaan dengan jumlah besar, kambing memerlukan perhatiaan yang cukup serius, sehingga perlu ditempatkan dalam sebuah kadang.

Membangun kandang untuk kambing etawa seperti membangun rumah untuk tempat tinggal manusia, sehingga secara hakekat normative harus sama. Pembangunan kandang memerlukan keterampilan dan keseriusan. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang yang sempurna bagi kambing yang akan dipelihara agar benar-benar menjadi home sweet home bagi kambing itu sendiri. Prinsipnya adalah konstruksi kandang harus dapat membuat kambing merasa nyaman dan aman. Kondisi ini tentunya akan menjadikan kambing berproduksi secara normal.

Dalam hal ini kandang memiliki fungsi sebagai berikut ini:

-Kandang harus dapat melindungi kambing dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan penganggu.
-Kandang harus dapat mempermudah kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing seperti makan, minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.
-Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan menjaga kesehatan ternak.
-Sebagai tindakan preventif agar supaya kambing tidak merusak taneman dan fasilitas lain yang berada di sekitar lokasi kandang, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kesehatan kambing.

Kandang di usahakan di bangun dilokasi yang jauh dari pemukiman warga. Hal ini di maksudkan agar supaya kotoran yang ditimbulkan oleh kambing tidak menganggu warga masyarakat. Dianjurkan juga lokasi kandang sebaiknya berada di tanah yang memiliki tanaman yang rimbun . Hal ini dimaksudkan agar supaya angin yang bertiup tidak terlalu kencang. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan kambing sering kembung perut.

Luasan kandang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah kambing yang akan dipelihara. Standart luas kandang untuk seekor kambing adalah 1,5m persegi, sehingga untuk memelihara kambing 10 ekor, dibutuhkan lahan seluas 15m persegi. Pembuatan kandang di sarankan untuk melihat potensi pengembangan, sehingga perlu di buat kandang yang lebih luas. Pembuatan kandang memang membutuhkan biaya yang ekstra, tetapi manfaatnya akan lebih terasa pada masa yang akan datang. Jika dipandang terlalu luas dengan jumlah kandang yang ada, kandang bisa diberi sekat untuk pemisah sehingga gerak untuk kambing jadi terbatas. Usahakan pembangunan kandang di indari dari tempat genangan air.

Desai dan konstruksi kandang tidak usah terlalu mewah, tetapi cukup sederhana saja, apalagi kalau pemeliharaannya sekala kecil, di bawah 5 ekor. Namun, apabila pemeliharaannya bersekala komersiil atau di atas 10 ekor, jelas diperlukan desain dan konstruksi khusus yang ideal di area yang cukup luas. Ini disebabkan pemeliharaan kambing sekala komersial memerlukan penangan yang lebih serius.

Kandang di usahakan berbentuk panggung, karena pada dasarnya akan lebih mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternakan tu sendiri. Dasar kandang di buat agak miring dengan kemiringan 60’. Dasar kandang ini berada di bawah lantai karena kontrusi kandang di buat system pangggung. Fungsinya agar limbah kotoran kambing dapat langsung mengalir ke parit atau bak penampungan kambing yang disediakan di sekitar kandang. Tujuan utama pembagunan dasar kandang yang miring adalah agar supaya tercipta kebersihan kandang. Karena kandang yang bersih merupakan cara pencegahan penyakit pada ternak. Bila nanti di lantai kolong kandang masih ada kotoran kambing sebaiknya setiap hari kandang disapu atau dibersihkan agar supaya tidak muncul bau yang dapat mengancam kesehatan ternak